Hidden Fates (Chapter 4)

HiddenFates_violetkecil

Hidden Fates

Author                        : Kunang & Azumi Aozora

Chapter          : 4 (Why Do You Want Getting Know Me Better?)

Main Cast       : Kim Jun Hyo (OC), Cho Min Hyun (OC), Kim Jun Myeon/Suho (EXO-K), Jang Hyunseung (Beast), Park Chan Yeol (EXO-K), Choi Min Ho (SHINee)

Support Cast  :  Cho Kyu Hyun (Suju), Kris (EXO-M), Tao (EXO-M), Kai (EXO-K)

Length            :  Multichapter

Genre              : Family, romance, drama, friendship, supernatural, AU

Rating                         : PG+15

Disclaimer       : Kim Jun Hyo milik Kunang dan Cho Min Hyun milik Azumi, sedangkan Suho, Hyunseung, Chanyeol dan Minho milik mereka sendiri. Cerita ini murni milik dari weird- happy- chicken maniac– Kunang and cool-stubborn-lovely Azumi Aozora, plagiat jauh-jauh sebelum dikirim Kris ke Galaxy terus digebukkin alien disono!

Summary        : There is a past, and There is a future. Everybody couldn’t avoid both of them. How if there were persons who can tell your past and future? Wanna take a look? This is the story about Jun Hyo – a *Psychometry ice princess yet beautiful rich heiress who hates losing– and Min Hyuna *Precognitive clumsy girl yet lovely rookie doctor who loves green tea– .. When they see the things that shouldn’t be seen, the hidden fates are revealed.

Teaser || Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3

4th Fate Revealed by Azumi Aozora

 

========= Cho Min Hyun PoV =========

Sudah satu minggu lebih berlalu sejak “insiden” di pesta Min Ho. Gara-gara insiden yang diakibatkan oleh kecerobohanku itu, aku jadi harus selalu berada di dekat Suho untuk membantunya, padahal aku bukan orang yang senang bersosialisasi dengan orang yang belum kukenal dengan baik.

Tapi bagaimanapun juga, aku harus membantunya. Karena aku lah Suho Oppa jadi tidak bisa melakukan aktivitas sehari-harinya dengan normal. Aku membantu apapun yang kubisa seperti membantunya berjalan, membantunya memeriksa tugas-tugas mahasiswa, membantunya saat praktikum, dan mengantarnya pulang ke apartemennya.

Sikap Jun Hyo padaku jadi semakin dingin sejak aku bertemu dengannya di laboratorium. Mungkin dia mengira aku dan kakaknya memiliki hubungan special. Aku tidak pernah peduli dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain, jadi terserah saja dia mau berpikir apa, toh aku sendiri tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Mungkin Jun Hyo mengalami brother complex! Baiklah, kalau begitu aku tidak akan dekat-dekat dengan Suho Oppa lagi, lagipula sepertinya sekarang Suho Oppa sudah hampir sembuh.

Semenjak aku membantu mengantar Suho Oppa pulang selama seminggu kebelakang ini, aku jadi terbiasa menyetir sendiri. Aku tidak suka naik kendaraan umum karena peluang bertatapan dengan orang lain dan membaca masa depan mereka jadi lebih besar. Jadi biasanya aku diantar jemput oleh supir-ku. Tapi sekarang, aku merasa pergi menyetir sendiri jauh lebih baik.

Ketika aku berjalan menuju tempat parkir, aku melihat Suho Oppa berjalan kaki. Rupanya dia masih belum membawa mobilnya dan memilih untuk naik taksi. Aku mengerutkan keningku. Apa dia masih kesakitan? Seketika perasaan bersalah itu memenuhi pikiranku lagi. Aku memukul-mukul kepalaku. Semua ini salahku! Seharusnya aku tidak langsung berburuk sangka ada ahjusshi genit di pesta Minho yang berusaha mendekatiku! Harusnya aku lihat dulu siapa yang menyentuh pundakku waktu itu!

Apa sebaiknya aku antar Suho Oppa pulang? Aku menggelengkan kepalaku kuat-kuat. Tidak! Aku tidak perlu ikut campur lagi. Bagaimana kalau Jun Hyo melihat kami? Aku tidak ingin jadi penyebab pertengkaran diantara adik-kakak itu.

Aku menoleh ke sekelilingku, mencari Jun Hyo. Tidak ada. Aku menghela nafas panjang. Baiklah, ini yang terakhir kalinya aku peduli pada Suho. Besok dan seterusnya semua akan kembali normal. Cepat-cepat aku masuk ke dalam mobilku.

Tiiiiid…..Tiiiddd….

Aku membunyikan klakson mobil dan berhenti di samping Suho yang berhenti berjalan. Aku menurunkan kaca mobil. Suho tersenyum lebar padaku dengan senyuman khas-nya. “Oh, Min Hyun~nie, kupikir kau sudah pulang.”

Aku tersenyum tipis. “Oppa, ayo naik!”

Senyuman Suho jadi semakin lebar. Dengan agak tertatih, dia pun masuk dan duduk di sampingku. Suho menghembuskan nafas lega dan menoleh padaku. “Gomawo, Minhyun~nie.”

Aku hanya mengangguk singkat dan mulai menyetir lagi. Seperti biasa, kami tidak mengatakan apapun selama diperjalanan.

Selama satu minggu mengenal Suho, aku jadi tahu bahwa dia memang orang yang benar-benar baik seperti malaikat. Dulu aku pernah mengira hidupnya pasti tidak selalu membahagiakan seperti yang terlihat dari raut wajahnya. Sekarang? Aku memang tidak tahu kehidupannya seperti apa, tapi yang jelas Suho selalu menghadapi semua hal dengan tenang dan lembut. Aku jadi berpikir, Suho sangat cocok menjadi seorang dokter. Di masa depan nanti, semua pasien pasti akan senang berobat pada dokter sebaik Suho. Dia bisa menenangkan orang lain, seolah dia memang bisa mengendalikan emosi mereka dengan mudah.

Senyumannya yang menenangkan membuat siapapun jadi ikut tenang dan seketika rasa cemas jadi hilang. Beberapa hari yang lalu, ketika aku mengantar Suho pulang ke apartemennya, Suho memintaku mengantarnya ke rumah salah satu temannya dulu untuk memberikan titipan oleh-oleh dari temannya yang lain yang baru pulang dari Chiba Jepang. Ketika mobilku berhenti di depan rumah teman Suho, saat itulah kami melihat seorang anak laki-laki yang sedang menaiki sepeda tiba-tiba saja terjatuh di tengah jalan. Saat itu mobil kencang melaju ke arahnya dari arah berlawanan, anak itu menjerit ketakutan, tapi untunglah si pengendara mobil bisa mengendalikan mobilnya sehingga tidak menabrak si anak laki-laki.

Anak laki-laki itu menangis kencang, trauma. Suho langsung mendekati anak itu dan menangkannya dengan kata-kata dan senyuman. Ajaib sekali karena tangisan kencang anak itu langsung berhenti seketika. Aku segera meraih kotak P3K dari dalam mobilku dan mengobati luka di lutut anak laki-laki itu, yang untungnya hanya luka ringan.

Karena kejadian itu, aku juga jadi berpikir Suho sepertinya cocok jadi psikiater / psikolog. Aku bukannya mau menyalahkannya atau apa, tapi sebagi seorang calon dokter, Suho melupakan satu hal penting. Seharusnya saat dia berusaha menenangkan anak itu dengan perkataan dan senyumannya, dia juga seharusnya sekaligus sambil menghentikan pendarahan di lutut anak tersebut. Luka itu memang tidak parah, tapi bisa saja menjadi parah bila terinfeksi virus atau bakteri.

Yah, kurasa setiap orang memang punya kekurangan. Tapi Suho Oppa membuatku iri, karena menjadi dokter adalah impiannya. Sementara mimpiku…..hhhhh.., aku tidak mungkin bisa mewujudkannya.

Tidak terasa sekarang kami sudah sampai di depan apartemen Suho. Suho menoleh padaku dan tersenyum. “Min Hyun~nie, bagaimana kalau kau ikut makan bersama kami? Malam ini giliran Chan Yeol memasak. Masakannya sangat enak lho, Min Hyun~nie. Chan Yeol itu seperti koki professional.”

Aku menggeleng pelan. “Terima kasih tawarannya, Oppa. Tapi aku tidak ingin merepotkanmu.”

“Sama sekali tidak merepotkan!” tukas Suho cepat. “Chanyeol selalu masak dalam porsi besar, jadi kau tidak perlu takut kehadiranmu akan membuat porsi makan kami berkurang.” Suho terkekeh.

Aku ikut tersenyum. Ketika aku hendak menolak tawarannya lagi, tepat pada saat itulah Chan Yeol muncul. Sepertinya dia baru pulang belanja. Dia membawa banyak sekali kantung plastik berisi bahan mentah makanan.

Suho keluar dari dalam mobil, sementara aku tetap di dalam. ChanYeol nyengir lebar pada Suho. “Oh, hyung! Aku akan masak fusilli carbonara, ayam fillet kimchee, dan sup jagung.”

Suho mengangguk. “Min Hyun akan ikut makan bersama kita.”

MWO? Aku kan tidak bilang Iya!

Cepat-cepat aku menurunkan kaca mobil dan melongokkan kepalaku keluar. “Suho Oppa, tidak per…..”

“MINHYUN! Ayo….ayo! Kau harus coba masakanku! Aku ini chef terbaik di dunia! Hahaha.” Sebelum aku menyelesaikan kata-kataku, Chan Yeol keburu menarik tanganku. Terpaksa aku pun keluar dari mobil dan mengikutinya masuk ke dalam apartemennya.

Suho dan Chanyeol memang terbiasa gantian masak. Menurut Chanyeol memasak sendiri lebih hemat dibanding membeli makanan diluar. Menurut Suho, memasak sendiri lebih higienis, lebih terjamin kebersihannya.

Selama masak, Chanyeol berbicara banyak hal, membuat suasana apartemen menjadi ceria. Sepertinya hari ini mood-nya sedang bagus.

Chanyeol sangat konyol karena dia memakai kostum seperti chef asli! Tapi harus kuakui, skill memasaknya memang oke. Chanyeol tidak mengizinkan kami membantunya, jadi kami hanya melihatnya memasak sambil duduk di ruang makan.

Empat puluh lima menit kemudian, hidangan sudah tersedia di meja makan. Aroma-nya yang lezat membuatku ingin segera memakannya. Tapi tepat ketika aku hendak menyuapkan sepotong ayam fillet kimchee ke mulutku, tiba-tiba saja ponselku berdering. Ada panggilan masuk dari security rumahku.

“Yeoboseyo…” Aku mengangkat ponselku.

“Nona Min Hyun, ada ahjuma yang biasa. Dia memaksa masuk ke dalam rumah sejak 3 jam yang lalu. Aku sudah bilang padanya kalau tuan Kyu Hyun belum pulang. Tapi dia terus memaksa masuk dan ingin menunggu di taman. Tenaganya kuat sekali, Nona.”

“Biarkan dia menunggu di taman. Bukankah aku sudah bilang bila dia yang datang, biarkan saja dia masuk dan menunggu di taman. Kau tidak akan menang melawannya, ahjusshi. Eonni itu sangat kuat.” Aku menghela nafas panjang. Cara terbaik untuk menghadapi fans fanatik Kyu Oppa yang satu ini memang bukan dengan kekerasan dan ketegasan. Aku kasihan padanya karena dia hampir tiap hari menunggu Kyu Oppa. Padahal kan Kyu Oppa biasa pulang sangat larut malam. Dasar Kyu Oppa si workaholic!

Suho dan Chanyeol menatapku dengan cemas. Tunggu! Chanyeol!

“Chanyeol ssi, bisakah kau ikut ke rumahku sekarang? Kakakmu….”

Chanyeol membelalakkan matanya. Aku memalingkan wajahku karena tak sengaja menatap matanya secara langsung. Sekelebat bayangan melintas di kepalaku. Aku melihat Chan Yeol menangis. Entah karena apa. Tapi dalam bayangan singkat tadi, aku melihat Chan Yeol menangis seolah-olah dunia ini sudah hancur dan tidak ada artinya lagi dia hidup. Aku menggelengkan kepalaku, menepis “penglihatan” itu.

“Ayo!” Chanyeol segera berdiri dan meraih jaketnya.

“Makanannya….” Kata Suho.

“Kau makan duluan saja, hyung!” kata Chanyeol cepat. “Biar aku yang menyetir, Min Hyun ssi.”

Aku mengangguk dan menyerahkan kunci mobilku padanya. “Suho Oppa, aku duluan.” Aku membungkukkan badanku dan berlari keluar apartemen mengikuti Chanyeol, tidak memedulikan tatapan heran Suho.

Chanyeol mengemudi dengan sangat kencang. Sepertinya dia khawatir pada kakaknya. “Minhyun ssi, maafkan kakakku.” Chanyeol menghela nafas panjang. “Aku tidak tahu kenapa dia bersikap begini terus.”

Aku menggeleng. “Tidak perlu minta maaf. Aku…sudah terbiasa menghadapi para fans Kyu Oppa.”

Kakak perempuan Chan Yeol biasanya akan percaya kalau Kyu Oppa sedang tidak ada di rumah bila aku yang mengatakan padanya langsung, bukan para penjaga rumahku. Tapi kadang dia bersikap keras kepala dan ingin terus menunggu Kyu Oppa datang, tak peduli selarut apa. Syukurlah karena malam ini Chanyeol membawanya pulang, sehingga dia tidak perlu kedinginan menunggu di luar.

Aku menghela nafas panjang. Sepertinya aku harus menasehati kakakku untuk berhenti menjadi seorang “bad boy”. Dia harus tahu bagaimana memperlakukan perempuan lain dengan baik. Dia bisa memperlakukanku dengan sangat baik, jadi dia pun pasti bisa bersikap baik pada perempuan lain yang bukan adiknya.

********************

Keesokan harinya, setelah mata kuliah Anestesiologi selesai, aku segera pergi ke taman untuk makan siang. Seperti biasa aku akan memakan bekal makan siangku sendirian di taman. Oh, akhir-akhir ini tidak selalu sendirian karena “anak buah” HyunSeung selalu saja membuntutiku!

Tapi aku tidak pernah memedulikan mereka. Mereka juga tidak menggangguku. Hanya saja aku merasa kasihan pada mereka karena harus menuruti kata-kata HyunSeung. Aku ingin mengajak mereka bicara, tapi aku bukan orang yang pandai bersosialisasi. Aku bukan tipe orang yang akan memulai percakapan lebih dulu.

Aku duduk di bangku taman di bawah pohon. Tempat favoritku. Tempat ini sepi. Jarang orang yang datang kemari di waktu makan siang. Di jam-jam lapar seperti ini, cafetaria-lah yang menjadi incaran semua mahasiswa, bukan taman!

Kris, Tao, dan Kai duduk di bangku taman tak jauh dariku. Mereka melambaikan tangannya padaku, lalu mulai sibuk memakan roti sambil mengawasiku. Aku menghela nafas. Apa mereka begitu menghormati HyunSeung ya sampai-sampai mereka merelakan jam makan siang mereka hanya untuk mengawasiku?

Aku berjalan mendekati mereka. Tanpa menatap mata mereka secara langsung, aku pun menyerahkan 3 buah bekal makan siang pada mereka. Aku membawa 4 bekal. “Makanlah.” Kataku, lalu pergi dan duduk kembali di kursiku.

“THANK YOOOUUUU!” pekik Kai sambil melambaikan tangannya padaku dengan bersemangat. Dengan sangat cepat Kai memakan makanan yang kuberikan. Kris memukul belakang kepala Kai, lalu menoleh padaku dan tersenyum berterima kasih. Tao menampakkan aegyo-nya. Aku tertawa. Aku masih heran mengapa ketiga orang konyol itu ditakuti oleh hampir semua orang?! Yah, mungkin karena wajah sangar mereka, tingkah “berandalan” mereka, dan karena mereka sering berkelahi dengan geng dari universitas lain.

“YAH! KALIAN MAKAN TANPA MEMBERIKU?!” Tiba-tiba saja terdengar suara Hyun Seung. Dia berkacak pinggang sambil menatap anak buahnya dengan galak.

Tao terkekeh pelan. “Sorry, Boss. Tapi ini pemberian Min Hyun ssi.”

“Mwo? Yah! Cho Min Hyun! Kenapa kau tidak memberiku bekal makan siang juga?” sekarang si berisik Hyun Seung berjalan mendekatiku.

Aku menghela nafas. “Kau tidak pernah masuk kuliah. Dan tolong jangan teriak-teriak, Oppa. Kau berisik sekali!”

Hyun Seung berdehem, lalu duduk di sampingku. “Gwenchana. Aku sudah makan di rumah. Aku bangun tidur jam 10.30, mandi, makan, lalu kemari. Ah, aku tidak akan datang kemari kalau bukan karena hal ini. Aku akan mengingatkannya untuk menepati janjinya, atau…aku akan menyebarkan foto ini! Hahahaha…hahahaha…” Hyun Seung bicara sendiri sambil menatap ponselnya.

Aku melihat sosok sampingnya dengan pandangan seolah ia sudah gila! Aku menjulurkan kepalaku sedikit dan melihat ponselnya. Aku terkejut melihat foto Jun Hyo dan Min Ho yang sedang berpelukan.

“Kemarin lusa aku beruntung memfoto mereka di saat yang tepat. Aku akan minta traktiran yang banyak pada Hyo! Hahahaha…” Hyun Seung belum sadar kalau sekarang aku sudah melihat ponselnya.

Dengan cepat aku merebut ponsel itu darinya dan menghapus fotonya.

“YAH! CHO MIN HYUN! APA YANG KAU LAKUKAN?!”

Aku berdecak kesal. “Memeras orang lain dengan cara seperti ini merupakan tindakan yang sangat kotor, Oppa. Meskipun hanya memeras traktiran makanan.”

“Tsk! Kalau tahu begini, harusnya tadi aku pindahkan dulu fotonya ke laptopku! Ah, sudahlah! Lagipula Hyo sudah tahu kalau aku punya foto ini. Aku tidak akan bilang padanya kalau foto ini sudah dihapus oleh seseorang.” Hyun Seung mendelik kesal padaku.

Aku tidak memedulikannya dan terus saja makan. Tanpa kuduga, Hyun Seung mencuri sepotong paha ayam dari kotak makan siangku. “Yah! Oppa! Kembalikan!”

“Yakin…kau mau aku mengembalikan ayam ini setelah aku…” Hyun Seung menggigit paha ayam itu dan mengunyahnya dengan cepat. “Setelah aku menggigitnya?” Hyun Seung terkekeh.

“Dasar aneh! Tentu saja tidak! Makan! Habiskan! Kalau perlu telan tulangnya sekalian!”

“Huwahahaaha…hahahahaa….hahahaha….” Hyun Seung tertawa terbahak-bahak sambil terduduk di rumput. “Kau sangat aneh, Min Hyun~ah! Huwahahahaa…hahahaa…hahaha…”

Aku mendengus. “Kau yang aneh!”

Hyun Seung masih tetap terbahak-bahak. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat sifatnya yang sangat bipolar!

================= End of Min Hyun PoV ================

 

 

 

================ Author PoV ===============

Meskipun Cho Min Hyun sudah tidak pernah membantu Suho lagi sejak hari itu, tapi entah bagaimana mereka selalu saja bertemu secara kebetulan. Tidak usah disebutkan pertemuan mereka di kelas, karena itu bukan kebetulan.

Kebetulan di sini adalah seperti saat makan siang, aneh sekali karena tiba-tiba saja Suho juga terlihat makan siang di taman, tak jauh dari tempat makan siang Min Hyun yang biasa. Atau kebetulan saja karena tiba-tiba mereka jadi sering bertemu di koridor, di perpustakaan, bahkan ketika Minhyun hendak ke toilet saat itu juga Suho hendak ke toilet.

Min Hyun tentu saja tidak pernah mencurigai hal ini. Dia hanya menganggap semua itu sebagai kebetulan belaka. Tapi sebenarnya, Suho-lah yang mengikutinya.

Sudah beberapa hari ini Minhyun tidak pernah membantu Suho lagi, membuat Suho merasa agak kesepian. Bukan. Bukan! Suho bukannya ingin dibantu, tapi ia menikmati waktu-waktu yang ia lalui bersama Minhyun. Selama ini Suho belum pernah merasa tertarik pada perempuan manapun, tapi pada Minhyun….entah kenapa rasanya berbeda.

Suho mencari-cari cara bagaimana agar ia bisa bersama Minhyun lagi seperti saat tulang-tulangnya patah? Masa dia harus dengan sengaja mematahkan tulang-tulangnya agar Minhyun membantunya?! Suho mendengus geli karena pikiran ngawur-nya.

“Hyung, kau kenapa? Akhir-akhir ini kuperhatikan….kau terlihat murung.” Chanyeol nyengir lebar dengan cengiran khas-nya. Saat itu mereka sedang berbelanja keperluan sehari-hari di supermarket. Hidup terpisah dari keluarganya yang kaya raya membuat Suho terbiasa hidup mandiri. Bila dulu ia tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di supermarket untuk membeli perlengkapan mandi ataupun perlengkapan makanan sehari-hari, kini ia sudah terbiasa. Bahkan ia juga belajar memasak pada Chanyeol. Hidup mandiri membuatnya melakukan hal-hal “biasa” yang sebelumnya menjadi “hal aneh” untuk dilakukan bagi seorang Kim Jun Myeon.

Suho tersenyum seperti biasa, tapi tatapan matanya terlihat lelah. Ia menggeleng pelan. “Aku hanya…, pusing memikirkan proposal skripsi-ku.” Suho berbohong.

Chanyeol tertawa terbahak-bahak sambil menepuk-nepuk punggung Suho. Meskipun Chanyeol lebih muda dari Suho, tapi saat ini mereka terlihat seperti adik-kakak dimana Chanyeol-lah sang kakak. Chan Yeol benar-benar tinggi, terkadang membuat Suho menatap tinggi badannya dengan iri. Suho tidak mungkin bertambah tinggi lagi!

“Tenang saja, hyung. Kau pintar. Kau pasti bisa lulus semester depan dengan nilai sempurna!” Chanyeol menyemangati Suho dengan tawa-nya yang lebar.

Suho tertawa pelan. “Gomawo…” Ia pun kembali mendorong trolley dan meraih beberapa bungkus ramyun untuk persediaan makanan kalau mereka sedang malas memasak. “Ngomong-ngomong…kau terlihat ceria akhir-akhir ini.” Suho menaikkan sebelah alis matanya sambil menatap Chanyeol dengan senyuman jahil.

Chanyeol berjalan di samping Suho sambil terkekeh. “Hehehe…, mood-ku sedang bagus saja, hyung.”

Suho menatap Chanyeol penuh selidik. “Karena kau diterima di klub teater?” tebak Suho.

Chanyeol mengangguk sambil nyengir lebar. “Hmm. Salah satunya.”

Suho hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Terkadang ada untungnya juga memiliki orang yang punya sifat ceria. Karena orang itu bisa menularinya dengan keceriaan juga.

Meski Suho selalu terlihat tersenyum, tidak semua hal yang terjadi dalam hidupnya membuat ia tersenyum. Tidak semua hal membahagiakan. Kehidupan ini terus berputar layaknya roda. Tak jarang ia ingin menangis dan marah-marah, tapi apa gunanya?! Bukankah kebahagiaan itu akan datang bila kita mengawalinya dengan senyuman? Itulah prinsip Suho selama ini.

***************

“Min….Min…Min…Minhyun! Minggu depan Kyu Hyun hyung akan mengisi seminar bisnis di sini ya?” tanya Hyun Seung sambil mengikuti Minhyun setelah mereka makan siang di taman. Kali ini Minhyun membawa 5 bekal karena HyunSeung selalu memintanya membuatkannya bekal juga. Mereka juga jadi makan bersama dan bukannya terhalang satu pohon seperti saat anak buah HyunSeung makan di sana.

Minhyun sebenarnya tidak keberatan makan bersama mereka, hanya saja HyunSeung terlalu berisik. Saking berisiknya sampai-sampai membuat kepala Minhyun pusing!

“Iya.” Jawab Minhyun singkat. Kakaknya memang pernah cerita padanya kalau minggu depan akan mengisi seminar bisnis di universitas Minhyun. Tentu saja Minhyun tidak akan datang karena dia bukan jurusan bisnis dan tidak pernah tertarik pada bisnis.

“Kalau begitu aku harus ikut seminarnya! Waduh! Tapi…jangan-jangan kuota peserta sudah penuh! Kalau Kyu Hyun hyung datang, biasanya semua anak perempuan dari tingkat satu sampai tingkat akhir akan datang.” Hyun Seung terus saja berceloteh panjang lebar.

“Kau tidak ada kuliah?” tanya Minhyun. Saat ini mereka sedang berjalan di gedung fakultas kedokteran. Meskipun HyunSeung anak bisnis, tapi sepertinya kepopulerannya sebagai berandalan sudah tersebar luas ke berbagai penjuru kampus. Buktinya, saat ini ketika mereka berjalan melewati lorong yang penuh sesak karena mahasiswa kedokteran tingkat pertama sedang heboh berkerumun di depan papan pengumuman, para mahasiswa itu langsung menyingkir otomatis, sehingga Minhyun dan HyunSeung bisa berjalan tanpa perlu berdesakkan.

HyunSeung mengangkat bahunya dengan cuek. “Untuk apa aku masuk kelas kalau di masa depan nanti sudah pasti aku akan mengurus perusahaan ayahku?!” berbeda dari raut wajahnya yang terlihat tidak peduli, nada suara HyunSeung terdengar sinis dan…entahlah, Minhyun merasa HyunSeung menyembunyikan sesuatu.

“Kalau begitu untuk apa kau datang ke kampus, Oppa?!” Minhyun mendengus sambil terus berjalan.

“Untuk mendapat makan siang gratis! Hahahaha….”

Minhyun menatap rambut HyunSeung yang kini sudah di cat menjadi warna merah terang dan bukannya abu-abu. “Dasar 4D!”

“Aku juga ingin mengenalmu lebih baik, Cho Min Hyun.” Kata HyunSeung dengan nada suara yang berbeda dari sebelumnya. Minhyun berhenti berjalan dan menatap dagu lancip HyunSeung. Minhyun tidak mungkin menatap mata HyunSeung. Dia tidak ingin melihat bayangan masa depan HyunSeung.

“Kenapa?” tanya MinHyun.

HyunSeung mengangkat bahunya. “Karena kau sepertiku, aneh! Hahahaha ….hahahaaha….” setelah mengatakan hal itu, HyunSeung pun kabur sebelum Minhyun sempat mematahkan leher-nya.

“YAH!” teriak Minhyun. HyunSeung sudah tidak terlihat. Larinya sangat cepat.

Minhyun menghela nafas panjang, lalu kembali berjalan menuju kelas Ilmu Forensik. Seperti biasa, kelas ini diajar oleh Suho, karena sang dosen asli tengah mengadakan kunjungan ke Universitas-universitas di Australia.

Setelah kuliah selesai, Suho memanggil Minhyun. Minhyun pikir Suho ingin meminta bantuannya lagi untuk memeriksa tugas mahasiswa tingkat 1, tapi ternyata….

“Kau tidak membawa mobil kan?” tanya Suho. “Ayo, aku antar kau pulang.” Suho tersenyum hangat.

Minhyun menggeleng. “Tidak usah, Oppa. Sebentar lagi supirku akan datang.”

“Aku ingin mengenalmu lebih baik.” kata Suho pelan, tapi masih bisa didengar oleh Minhyun.

“Mwo?”

Suho menggeleng sambil tetap tersenyum. “Kalau begitu.., sampai besok…” kata Suho kikuk, lalu dia pun keluar begitu saja dari dalam kelas, meninggalkan Minhyun yang kebingungan.

*************

Esok harinya, pukul 11 malam, Suho masih berkutat memeriksa tugas para mahasiswa–nya. Menjadi asisten dosen di saat dirinya sudah tingkat akhir tidaklah mudah. Tapi demi mendapat beasiswa ke Jerman, Suho harus menjadi asisten dosen untuk menambah poin plus dalam aplikasi beasiswa-nya.

Meskipun Suho termasuk orang yang jenius, tapi tetap saja otak-nya terasa kusut memikirkan banyak hal. Proposal skripsi, ujian akhir semester ganjil yang akan berlangsung sebentar lagi, mahasiswa-mahasiswanya, Jun Hyo, keluarganya, dan….Min Hyun.

Entah sejak kapan gadis bernama Cho Min Hyun itu selalu memenuhi pikirannya. Sejak gadis itu mematahkan tulang-tulangnya? Tidak…tidak. Lalu, apakah sejak gadis itu menjadi salah satu mahasiswanya? Sepertinya juga bukan.

Suho memang sudah merasa tertarik pada gadis unik itu sejak pertama kali ia melihat gadis itu di acara ospek mahasiswa baru, 2 tahun yang lalu. Suho tertegun. Sudah selama itu ya? Senyuman lebar tersungging di wajah lembut-nya.

Suho meraih ponselnya, berpikir keras, apakah ia harus mengirim ucapan selamat malam pada Min Hyun? Suho menggelengkan kepalanya.

“Jangan bodoh, Kim Jun Myeon!” tukasnya pada dirinya sendiri. “Bagaimana kalau Minhyun jadi menjauhiku? Aku tidak ingin membuatnya takut.” Suho menghela nafas berat. Akhirnya, alih-alih mengirim pesan pada Minhyun, Suho pun mengirim pesan pada Jun Hyo.

Jangan tidur terlalu malam, Hyo. ^_^

*****************

Malam yang sama, di rumah keluarga Kim……..

Ponsel Jun Hyo bergetar. Ada message masuk.

Jangan tidur terlalu malam, Hyo. ^_^

Jun Hyo mendengus, tapi kemudian ia tersenyum. Meskipun ia masih merasa kesal pada kakaknya, tetap saja ia senang karena kakaknya itu masih memperhatikan dirinya, bukan hanya memperhatikan gadis clumsy bernama Cho Min Hyun itu!

Jun Hyo mengerutkan keningnya dalam-dalam. “Mungkin aku berlebihan ya waktu itu? Memang sih…, selama ini Suho Oppa belum pernah tertarik pada yeoja. Ah, biar saja!”

Jun Hyo pun kembali browsing di youtube. Ia memekik senang saat “Hime” memposting video baru di account youtube-nya. Memang bukan benar-benar video sih. Setiap video yang Hime posting pasti hanya berupa slide show gambar-gambar minuman greentea. Yang Jun Hyo nantikan adalah nyanyian di video itu.

Hime memang tidak pernah memposting video dirinya saat bernyanyi. Jun Hyo tidak tahu sosok Hime itu seperti apa. Jun Hyo tidak peduli! Yang paling penting adalah suara Hime. Ia sangat menyukai suara Hime. Menurutnya suara Hime yang unik sangat merdu dan menentramkan hati. Nyanyian Hime selalu bisa membuat mood Jun Hyo bagus kembali.

Jun Hyo mengerutkan kening saat melihat video yang diposting oleh Hime kali ini. Ini pertama kalinya Hime tidak menyanyi cover lagu penyanyi lain.

Video yang baru diunggah beberapa menit lalu itu berjudul : Why Do You Want Getting Know Me Better?

Di bagian description, Hime menulis :

This is the first time I sing my song. I wrote this song yesterday. I hope you all enjoy this. ~^^ -Hime-

Jun Hyo pun langsung meng-klik tombol play, dan seketika petikan gitar yang lembut mengalun merdu. Hyo memejamkan matanya sambil menikmati suara Hime.

“Daebak!!!!” seru Hyo. Setelah selesai mendengarkan lagu tersebut, Hyo pun meninggalkan komentar di kolom komentar. Hyo menulis :

This is really good! I love it so much! I think you’re talented, Hime-chan. I hope someday I can meet you in person and hear your lovely voice directly. ^_^. Anyway, are you Japanese?

Jun Hyo tentu saja tidak memakai nama aslinya sebagai username. Dia tidak pernah menggunakan nama aslinya sebagai username account social media!

Jun Hyo kembali memutar lagu ciptaan Hime tersebut. Sepertinya lagu ini akan menjadi salah satu lagu favoritnya. Semoga Hime memposting lagu-lagu lain hasil ciptaannya sendiri. Entah kenapa Hyo yakin suatu hari nanti Hime akan menjadi penyanyi terkenal. Bukankah banyak penyanyi kelas dunia yang berawal dari keisengan memposting di youtube?!

Setelah hampir 20 kali memutar lagu Hime berulang-ulang, Hyo menguap lebar. Rasa kantuk tidak bisa ia tahan lagi. Hyo mematikan ipad-nya. Ketika ia hendak menyimpan ipad-nya di meja belajar, tiba-tiba saja matanya menangkap sebuah benda yang membuat mood-nya jelek lagi. Sebuah gantungan ponsel berwarna emas dan berbentuk gitar!

“Kenapa gantungan itu ada di sini? Pasti pembantu yang membersihkan kamarku kemarin menemukannya di kolong? Kupikir aku sudah membuang benda ini jauh-jauh sejak dulu! Ternyata tertinggal di kolong tempat tidur atau lemari ya?!” Hyo menatap gantungan ponsel itu dengan jijik. Ia meraih tissue, lalu memungut gantungan ponsel itu, membuka jendela kamarnya lebar-lebar dan melempar gantungan kunci itu sejauh mungkin.

“Haaaaaaah!” Hyo menghela nafas lega. Ia mencuci tangannya di kamar mandi dengan sabun sampai bersih, seolah gantungan ponsel tadi sangat beracun dan dapat membuat tangannya gatal-gatal.

Hyo membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya yang empuk. Padahal tadi ia sudah mengantuk, tapi gara-gara gantungan ponsel sialan itu….. sekarang ia jadi tidak bisa tidur!

Meski kejadian itu sudah berlalu lama sekali, Hyo masih bisa mengingatnya dengan jelas. Apalagi tadi saat ia menyentuh gantungan ponsel itu, meski ia sudah menggunakan tissue sebagai penghalang, tetap saja sekilas ia bisa melihat bayangan masa lalunya dan orang yang memberikannya gantungan ponsel itu.

Hyo membalikkan badannya. Memejamkan mata. Mencoba tidur. Tapi percuma saja! Otaknya terus saja bekerja! Ia butuh pendistraksi.

Akhirnya Hyo meraih kembali ipad-nya, mengaktifkannya lagi, membuka youtube dan mulai mendengarkan lagu-lagu yang pernah Hime cover di account youtube Hime.

  1. In My Room (SHINee), covered by Hime
  2. Good Night (C-Clown), covered by Hime
  3. Someday (VIXX), covered by Hime
  4. My Little Princess (TVXQ), covered by Hime
  5. Heart Station (Utada Hikaru), covered by Hime

Kelima lagu itu adalah playlist pengantar tidur Hyo malam ini.

*****************

Beberapa hari kemudian, di laboratorium bedah…….

Cho Min Hyun masih sibuk menulis essay-nya, padahal saat ini sudah jam setengah 8 malam. Sebenarnya ini adalah tugas kelompok, tapi seperti biasa teman-teman kelompoknya dengan seenaknya mempercayakan semua tugas itu padanya. Min Hyun sebenarnya merasa kesal, tapi demi mendapat nilai sempurna, dia pun mengerjakan tugas itu dengan sungguh-sungguh meski tanpa bantuan teman-teman sekelompoknya.

Kelas Ilmu Bedah sudah berakhir sejak jam 3 sore, tapi Min Hyun “meminjam” kelas ini untuk mengerjakan tugas-nya. Untung saja Professor Jung memberinya izin. Perpustakaan hanya buka sampai jam setengah 7 malam, karena itulah Min Hyun tidak bisa mengerjakan tugasnya di perpustakaan. Kebanyakan anak kedokteran biasa meminjam kelas pada para professor, agar mereka bisa mengerjakan tugas sampai larut malam.

Pukul 8 malam, akhirnya essay Min Hyun selesai. Gadis berambut panjang itu meregangkan otot-ototnya yang kaku. Ponselnya berdering. Ada message dari supirnya. Rupanya supirnya sudah datang. Kyu Hyun memang menyuruh adiknya itu untuk tidak membawa mobil sendirian lagi. Kyu Hyun paranoid, takut adik satu-satunya mengalami kecelakaan. Sebagai gantinya, Min Hyun menuruti apa kata kakaknya itu dengan satu syarat. Syarat itu adalah : Kyu Hyun harus berusaha bersikap baik pada perempuan manapun!

Setelah membereskan buku-buku dan memasukkan essay-nya ke dalam tas, Min Hyun mengunci pintu lab dan berjalan di koridor yang sepi. Ketika Min Hyun berjalan di koridor timur yang menghubungkan gedung fakultas kedokteran dengan fakultas binis, seketika bulu kuduknya meremang. Penerangan di koridor timur saat malam hari tidak terlalu baik. Min Hyun menepis pikiran buruknya.

Dia tidak takut hantu, tentu saja! Yang ia takutkan adalah manusia-manusia jahat, psikopat, orang gila. Manusia itu lebih berbahaya daripada hantu! Meskipun Min Hyun menguasai ilmu beladiri, tapi tetap saja manusia-manusia jahat itu sangat berbahaya.

Drap….drap….drap….

Terdengar suara langkah kaki. Jantung Min Hyun berdetak keras mendengar suara itu. Suara langkah kaki itu terdengar semakin cepat. Min Hyun berjongkok dan merapatkan tubuhnya di balik tong sampah besar. Bersembunyi.

Dari kejauhan, ia bisa melihat seorang pria berjaket tebal, memakai masker dan kacamata hitam sedang menempelkan sesuatu di papan pengumuman.

Min Hyun menghembuskan nafasnya. Sepertinya bukan orang jahat. Tapi…kenapa dia menempelkan sesuatu malam-malam begini? Ah, mungkin hanya anak klub! Pikir Min Hyun.

Min Hyun tetap bersembunyi dan mengamati punggung orang itu dari kejauhan. Sosok belakang orang itu asing baginya. Jadi pasti bukan anak kedokteran, dan bukan orang yang dikenalnya! Setelah orang itu pergi, cepat-cepat Min Hyun berlari menuju gerbang, tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat sebuah benda emas yang berkilauan karena tertimpa cahaya rembulan. Min Hyun membungkuk dan meraih benda itu. Sebuah gantungan ponsel berbentuk gitar. Min Hyun mengerutkan keningnya saat membaca huruf yang terukir di bagian belakang gantungan kecil gitar itu. KSY & KJH.

“KSY & KJH? Seperti inisial nama? Apakah ini milik pria yang tadi?” Min Hyun pun memutuskan untuk menyimpan gantungan itu. Siapa tahu besok atau lusa pemiliknya mencari gantungan kunci itu. Gantungan kunci itu terlihat antik dan mahal. Terlebih lagi ada inisial nama-nya, jadi pasti gantungan kunci itu sangat berharga bagi pemiliknya.

*******************

Dua hari kemudian….

Min Hyun bingung melihat teman-teman sekelasnya sibuk berbisik-bisik ketika MinHo datang. Seperti biasa, Minho akan duduk di samping Minhyun. Minhyun mengerutkan keningnya. Kenapa semua orang sepertinya membicarakan Minho? Pikir Minhyun.

Minhyun memang tidak pernah update soal gossip yang beredar di kampus. Saat ini gossip yang satu ini tengah menjadi perbincangan hangat dikalangan para mahasiswa bahkan dosen. Kemarin, semua orang syok melihat foto Jun Hyo dan Min Ho yang sedang berpelukan tertempel di papan pengumuman. Ditambah lagi dengan pernyataan Minho pada semua orang yang mengatakan bahwa Minho dan Junhyo memang berkencan.

Semua fans Minho dan fans Jun Hyo tentu saja merasa sangat syok. Meski banyak diantara fans mereka yang sedih, kecewa, dan menjadi antis (fans Minho jadi antis Hyo, fans Hyo jadi antis Minho) tapi tak sedikit juga yang mendukung mereka. Sang putri dari jurusan bisnis, dan sang pangeran dari jurusan kedokteran. Banyak juga yang menyetujui hubungan mereka dan menganggap mereka sebagai pasangan paling hot tahun ini.

Tapi semua anak perempuan se-angkatan Minho dan Minhyun yang semuanya merupakan fans Minho (kecuali Minhyun tentu saja) – merasa sangat terpukul atas berita tersebut. Tak jarang mereka saling bertukar informasi dengan para fans Minho dari jurusan bisnis, membicarakan perkembangan hubungan Minho dan Hyo dalam dua hari ini.

Tapi Cho Min Hyun…, gadis itu seperti tinggal di planet lain. Ia sama sekali tidak tahu tentang berita paling heboh tersebut! Mungkin karena sikap cuek-nya yang kelewatan. Sikapnya yang tidak mau peduli urusan orang lain dan apa yang orang lain katakan, ia jadi tertinggal gossip hangat ini.

Minhyun baru mengetahui hal ini saat ia berjalan menuju auditorium di gedung bisnis, untuk menyerahkan CD presentasi Kyu Hyun yang tertinggal di rumah. Hari ini Kyu Hyun akan menjadi pembicara penting dalam sebuah seminar bisnis yang diadakan oleh fakultas bisnis.

Minhyun berhenti berjalan saat ia melihat Jun Hyo dan Hyun Seung berdiri di depan kelas yang sepi. Mereka terlihat bertengkar.

“Sudah kubilang, bukan aku, Hyo!” Hyun Seung mengangkat kedua tangannya, mencoba meredam amarah Jun Hyo.

Jun Hyo berkacak pinggang sambil membelalakkan matanya. “Lalu siapa? Hantu? Setahuku hanya kau yang mengambil fotoku dan Minho waktu itu!”

Hyun Seung mengangkat bahu. “Mana aku tahu! Mungkin memang ada yang memfoto kalian selain aku. Lagipula…. angle foto yang tersebar itu berbeda dengan foto yang kuambil.”

Jun Hyo mendengus. “Tidak usah membicarakan angle foto! Nilai ujianmu saja E semua!”

“YAH! KENAPA MEMBAWA-BAWA NILAI UJIAN?!” bentak Hyun Seung.

“KENAPA KAU BERTERIAK, JANG HYUN SEUNG PABO?! DASAR RED HAIR!”

Selama beberapa saat mereka berdua saling bertatapan dengan tajam seolah ingin saling membunuh. Tanpa pikir panjang lagi, Min Hyun langsung berlari menghampiri mereka.

“Bukan Hyun Seung Oppa yang menyebarkan foto itu!” kata Min Hyun sambil menatap bahu Hyo.

Jun Hyo menyeringai. “Tidak usah ikut campur, Cho Min Hyun! Jelas-jelas pria pabo ini yang mengambil fotoku dan Minho lalu menyebarkannya di papan pengumuman!”

“Dia memang mengambil foto kalian. Tapi aku menghapusnya minggu lalu.” Kata Minhyun.

“Mwo?” Jun Hyo menatap Minhyun tak percaya.

Hyun Seung menyeringai. “Sudah kubilang kan Hyo! Aku sudah menghapusnya! Lebih tepatnya…Minhyun yang menghapusnya. Aku tidak punya foto lain selain foto di ponsel itu!”

Minhyun mengangguk. “Hmm. Lalu, dua hari lalu…saat aku pulang malam sehabis mengerjakan tugas ilmu bedah, aku tidak sengaja melihat seorang pria menempelkan sesuatu di papan pengumuman. Mungkin pria itu menempelkan fotomu, Kim Jun Hyo sshi.”

Jun Hyo menyipitkan matanya. “Siapa? Siapa pria itu?”

Minhyun menggeleng. “Aku tidak tahu. Wajahnya tertutup masker dan dia memakai kacamata hitam. Tapi…aku menemukan ini. Sepertinya tanpa sengaja pria itu menjatuhkan benda ini.”

Minhyun mengeluarkan sebuah gantungan ponsel berbentuk gitar dan berwarna emas dengan ukiran huruf KSY & KJH di bagian belakangnya. Seketika wajah Jun Hyo memucat. Matanya membelalak lebar menatap gantungan ponsel itu. Jun Hyo mengepalkan kedua tangannya. Dengan geram Jun Hyo pun bergumam. “Kang Seung Yoon!”

====== TBC ======

Catatan Azumi : Holla! Maaf yaa update-nya lamaaaa…>_<…

Oh ya, FF kali ini agak berbeda dengan FF KuMi lainnya. KuMi ingin mencoba genre baru. Lebih drama ya? Hahahaha. Tapi unsur supernatural tetap ada meskipun belum muncul banyak.

Semoga kalian nggak bingung sama ceritanya. ^_^.

Hey, thanks lhooo yang udah “nerror” biar FF ini cepet beres. Wkwkwkwk. Kalau nggak diteror, mungkin nih FF bakalan terus ngebangke dan nggak dilanjut-lanjut sampai akhir zaman. LOL.

Tolong buat para silent readers, jangan jadi siders, please! Komentar kalian sangat berharga buat author. Meskipun komentar itu cuma 1 kata.

Okay deh….next chapter silakan terror Kunang bareng2! Hahaha.

–          Azumi Aozora

24 thoughts on “Hidden Fates (Chapter 4)

  1. first comment?? yehet^^

    kecee asli eonni kece..

    tapi itu yang makan masakannya chanyeol pada nggak keracunan apa ya? haha LOL
    aku mau tanya, kalo Chanyeol itu sebenernya serumah sama SuHo atau tetanggaan??

    kenapa JunHyo nggak ngebuang gantungan itu pake pembatas selimut aja biar nggak kagok ?

    jadi yang Kang Seung Yoon itu ceritanya mantannya JunHyo? atau apanya? aku nggak kenal itu siapa.. *mian,, lagi rada kudet nih..

    oke itu Sora masih aja tetep nempel nempel sama Kyuhyun~~ dia buta apa? masa’ cowok kayak gitu ditempelin terus?

    jinjja~

    okeey~ aku bingung mau comment apa lagi..

    powerless jangan lupa powerless eonni~

    sekian comment sayah~ wassalam

    • Enggak doong…chanyeol kan udah belajar masak. Wkwkwk.
      Tetanggaan di satu apartemen. Tp suka makan bareng. hehehe.
      Klo pake selimut ketebelan…>_<.
      Kang Seung Yoon nantii muncul. Hohoho…
      Gomawoooo chika ♥♥

      • Oh iya, aku lupa.. itu masa depan yang diliat MinHyun gak akan jadi kan? andwae!! gak boleh eonni!! gilaaaaa~ itu gara gara JunHyo pasti ! *rebut Yeol dari JunHyo

        sama sama eonni<3

        powerless jangan lupaa~
        *angger ieu reader cerewet

      • yaah, alamat jadi inimah euy~~ jangan dong eonni.. kasian dikit kek sama chanyeo.. di SS MD juga ceritanya dia mati…

        waah, azumi eonni gilaa jahat banget sama Yeol *bawa kabur Yeol

      • Enggak iih….di MD chanyeol nggak mati. Itu cuma di alternatif ending MD aja. Cuma klo “takdir” nya kayak gitu. wkwkwk

        Di HF ini chanyeol ada di tangan kunang. Wkwkwk. Bukan di aku lagi. LOL.
        *dicakar Chanyeol*

      • ya kan di SS tetep aja dia mati~~ aku nangis sumpah bacanya…

        serem banget ada di tangan Kunang Eonni T~T
        semoga Chanyeol berakhir bahagia.. gak kaya Sehun… amiiiin~

  2. hahaha eonni,,
    akhirnya di update jg ini lanjutannya…
    HF, HF, HF… iya bukan HS… hehehe 🙂

    Suho susah yya deketin Minhyun, Hyo seharusnya ngedukung mereka dong, kasihan Suho.. ^^

    Chanyeol masak? tapi kayanya emang lumayan jago, keliatan pas dulu trip di exo showtime *sumpah kangen bgt sama acara yang satu ini*

    Omo, siapa itu Kang Seung Yoon? mantannya JunHyo? penasaran sama laki-laki misterius bermasker itu…

    buat nextnya tinggal nungguin author kunang yyah? kke~ hwaiting yya…

    buat eonni jg hwaiting! 😀

  3. Huahhh suhonya kasian, tp nanti ama minhyun kan?? Kyuhyun jadi badboy huhuhu aku makin suka, ahh hyunseung jangan terlalu menyebalkan dan aneh

  4. Telat lagi bacanya x-(
    Hyunseung nyebelin ya udah gitu sok”an jadi boss tp lucu juga kris, tao, sama kai malah jd anak buahnya padahal wajah mereka aja lebih garang. Minhyun kayanya lebih santai sama hyunseung deh daripada suho. Kang Seung Yoon itu siapa eonn? Kayanya firasatku mengatakan (?) ntar endingnya couple Jun Hyo sm Min Hyun gk keduga ky SFI dulu, tpi gk tau deh, hanya Tuhan, Kunang eonni, sm Azumi eonni yang tau. Next chaptet ditunggu jg lama-lama ya postnya 😉
    Oh ya eonn, buat profil member HISTORY dong eonn, itu rookie menurut aku keren. Sayangnya msh jarang yang tau 😦

    • Hahaha.. Iya…soalnya Hyunseung bawel. Klo suho sama2 diem kayak minhyun…jd nya minhyun kaku soalnya dia gak pinter ngomong lebih dulu. :p
      History aku tau tapi kurang begitu mendalami. Cuma liat MV2 nya aja. ..belum pernah liat reality show mereka fik. Wkwkwk. XD

      • Membernya gokil-gokil. Aku taunya dulu cuma Sihyoung sm Jaeho gra” nonton All The Kpop. Yg bkin mereka unik itu teaser debutnya.

  5. Oke jdnya kang seung yoon siapa yah?
    Aahaha daebakk! Maaaf aku baru komen disini karna aku juga baru nemuu hehhehee
    Next nya jgn lamalama yahh

  6. Itu noonany Chanyeol mungkin agak sakit yah eonn, masalahny masa sampe segituny ngejar si evil kyu :p

    HyunSeung dan Suho mulai caper2 sama Min ( ื▿ ืʃƪ)

    Leader Kang (◦’ںˉ◦) #akupadamu :*

    #lagi males coment yg panjang nich eonn :p

  7. akhir’a HF di post jg ud 🙂 aku ud nunggu ampe jamuran 😀
    bgus lh , next chap sangat” di tnggu
    keeo writing

  8. akhir’a HF di post jg ud 🙂 aku ud nunggu ampe jamuran 😀
    bgus lh , next chap sangat” di tnggu
    keep writing

  9. -Hidden Fates (Chapter 4)-

    Minhyun udah mulai ngerasa nyaman dengan keberadaan Joonmyeon nich ceritany?
    Hyunseung tu perhatian sama Minhyun tu karena suka atau cuma mau ngelindungi dia atau ada sebab lain?
    Sapa tu Hime?
    Terus apa hubunganny Junhyo sama
    Seungyoon?
    Ditunggu chap selanjutny^^

Leave a reply to Melonszone Cancel reply